Kamis, 06 Agustus 2009

EYD

Ejaan Yang Disempurnakan atau EYD dalam Bahasa Indonesia
Mon, 24/04/2006 - 11:32pm — godam64
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dekenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam 12 hal, yaitu penggunaan huruf besar (kapital), tanda koma, tanda titik, tanda seru, tanda hubung, tanda titik koma, tanda tanya, tanda petik, tanda titik dua, tanda kurung, tanda elipsis, dan tanda garis miring.
1. Penggunaan Huruf Besar atau Huruf Kapitala. Huruf pertama kata ganti "Anda"- Ke mana Anda mau pergi Bang Toyib?- Saya sudah menyerahkan uang itu kepada Anda setahun yang lalu untuk dibelikan PS3.b. Huruf pertama pada awal kalimat.- Ayam kampus itu sudah ditertibkan oleh aparat pada malam jumat kliwon kemarin.- Anak itu memang kurang ajar.- Sinetron picisan itu sangat laku dan ditonton oleh jutaan pemirsanya sedunia.c. Huruf pertama unsur nama orang- Yusuf Bin Sanusi- Albert Mangapin Sidabutar- Slamet Warjoni Jaya Negarad. Huruf pertama untuk penamaan geografi- Bunderan Senayan- Jalan Kramat Sentiong- Sungai Ciliwunge. Huruf pertama petikan langsung- Pak kumis bertanya, "Siapa yang mencuri jambu klutuk di kebunku?"- Si panjul menjawab, "Aku tidak Mencuri jambu klutuk, tetapi yang kucuri adalah jambu monyet".- "Ngemeng aja lu", kata si Ucup kepada kawannya si Maskur.f. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang atau instansi.- Camat Pesanggrahan- Profesor Zainudin Zidane Aliudin- Sekretaris Jendral Departemen Pendidikan Nasionalg. Huruf Pertama pada nama Negara, Pemerintahan, Lembaga Negara, juga Dokumen (kecuali kata dan).- Mahkamah Internasional- Republik Rakyat Cina- Badan Pengembang Ekspor Nasional

Minggu, 02 Agustus 2009

Penulisan Nama Tempat


Dalam menulis nama tempat penulis sering dihadapkan pada suatu permasalahan. Kelihatannya agak sepele tetapi dapat berakibat patal terhadap penggunaan Bahasa Indonesia. Nama tempat yang dimaksud meliputi : nama dusun, kota, daerah/wilayah, bukit, gunung, pulau, teluk, tanjung, dan sebagainya. Penulisan nama tempat, kadang-kadang meragukan, yang mana harus ditulis serangkai dan yang mana harus ditulis terpisah.
Penulisan nama tempat dengan kata depan; di, ke, dan dari. Penulisannya sering ditulis serangkai dengan nama tempat, seperti: dimana, kemana, disitu, disini, disana, kesana, kesitu, darimana, darisini, darisitu, darisana, dan sebagainya. Seharusnya ditulis terpisah, seperti: ke mana, di mana, di situ, di sini, di sana, ke sana, ke situ, dari mana, dari sini, dari situ, dari sana, dan sebagainya. Mungkin diakibatkan oleh adanya suatu anggapan bahwa di dan ke sama dengan awalan. Sehingga dalam penulisannya diserangkaikan.
Kesalahan tersebut diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan perkembangan bahasa Indonesia yang dari hari ke hari makin pesat dan makin maju perkembangannya. Bukan lantaran kesengajaan. Kesalahan yang dilakukan disebabkan oleh kekurangan pengertian akan makna kata dalam bahasa. Terutama dalam hal ini perlunya pengetahuan terhadap Ejaan Yang Disempurnakan dengan membiasakan menulis yang benar.
Kita perhatikan dalam penulisan nama tempat Padangbai tentu lebih praktis daripada Padang Bai maupun Padang bai. Dilihat dari segi makna kata atau pengertian Padangbai lebih menunjukkan kesatuan makna atau arti, yang mana tempat penyeberangan kapal Bali-Lombok di Karangasem.
Demikain juga dalam penulisan Karangasem (nama kabupaten di Bali dengan kotanya Amlapura). Kalau ditulis Karang Asem atau Karang asem dan karang asem, mungkin berarti karang (= batu kapur, bahasa Bali = tegal;ladang) sedangkan kata asem (= masam; bahasa Indonesia, bahasa Bali = masem, asem), tempatnya di mana-mana saja ada. Tempat yang menghasilkan buah-buahan yang rasanya asam bisan dinamakan karang asam atau karang asem. Mungkin suatu desa yang bernama Karang, mungkin ada yang bernama Asem. Jadi tidak menujukkan suatu nama kabupaten di Bali.
Penulisan serangkai
Atas dasar pengertian dan kepraktisan serta kesatuan makna maka penulisan nama tempat sebaiknya diserangkaikan. Kesemuanya itu merupakan satu kata, seperti penulisan nama tempat di Bali; Padangaji, Padangbujuh, Abiankapas, Abianbase, Abiansemal, Kaliuntu, Kalianget, Banjarangkan dan sebagainya. Kemudian kita perhatikan yang lain misalnya: Padangpanjang, Bandaaceh, Ujungpandang, Banjarmasin, Linggarjati, Salatiga, Jatinegara, Banyuwangi, Kualalumpur, dan sebagainya.
Nama tempat yang penulisannya bisa dipisahkan, antara lain: Asia Pasifik, Asia Tenggara, Danau Batur, Gunung Agung, Jalan Surapati, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk Cendrawasih, dan sebagainya.
Tentunya dalam penulisan nama tempat perlu memperhatikan hal di atas menurut Ejaan Yang Disempurnkan. Marilah kita bersama-sama mengarah kepada pembakuan bahasa Indonesia dalam membina dan mengembangkan bahasa Indonesia. Dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar (terutama penulisan nama tempat).